Tuesday, April 28, 2015

Desa Penglipuran, Desa adat bali yang sangat kental dengan kerukunan dan kebersamaan mereka. Desa ini berlokasi di kelurahan kubu, kecamatan bangli, kabupaten bangli- Bali. Menurut masyarakat sekitar, kata penglipuran diambil dari kata Pengeling Pura yang memiliki makna tempat suci yang ditujukan untuk mengenang para leluhur. Membahas tentang leluhur, ternyata masyarakat yang tinggal di desa penglipuran ini sangat menjun-jung tinggi amanat dari para leluhur mereka. Terbukti dari terbentuknya desa penglipuran yang sangat mengutamakan kerukunan ini. Ciri khas yang sangat menonjol dari desa penglipuran ini adalah arsitektur bangunan tradisional di desa ini rata-rata memiliki arsitektur yang sama persis dari ujung desa ke ujung lainnya.

Keunikan ini membuat desa penglipuran sangat indah dengan kesimetrisan yang amat tertata rapi antara 1 rumah dengan rumah lainnya. Pintu gerbang di setiap rumah saling berhadapan satu sama lain yang hanya di batasi oleh jalan utama kecil di tengahnya. Pintu gerbang ini disebut dengan Angkul-angkul (Pintu gerbang khas bali) yang juga memiliki arsitektur sama dengan angkul-angkul setiap rumah di desa ini. Jalan utama yang ada di desa penglipuran mengarah pada bagian utama desa yang berada di puncak paling tinggi.

Untuk masuk ke kawasan desa penglipuran ini, anda tidak diperbolehkan untuk menggunakan mobil ataupun sepeda motor. Kendaraan anda harus anda parkirkan di sebuah lahan parkir yang cukup luas dan tidak jauh dari kawasan wisata desa penglipuran. Karena desa penglipuran sudah ditetapkan sebagai desa wisata, maka anda diwajibkan untuk mengeluarkan sedikit uang untuk dapat menyaksikan keindahan desa penglipuran ini.

Pertama anda memasuki kawasan desa ini, anda akan disuguhkan suasana yang amat sejuk dan segar, itu karena kawasan ini berada 700 meter diatas permukaan air laut. Selain karena itu, desa ini sejuk dikarenakan tidak ditemukannya polusi yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor di kawasan desa penglipuran. Luas keseluruhan desa ini sekitar 112 Hektar, tidak terlalu lelah jika anda menelusuri desa ini dengan berjalan kaki sambil menikmati keindahan sekeliling desa penglipuran.

Di sekitar pintu gerbang masuk desa terdapat area yang dinamakan catus pata yang merupakan area yang terdiri dari balai desa, fasilitas masyarakat, dan ruang terbuka hijau berupa taman nan asri

Di sekitaran jalan utama desa ini, anda tidak akan menemukan sampah yang berserakan yang mengotori tempat ini walaupun banyak pepohonan yang tumbuh disekitaran jalan. Justru sebaliknya, jalanan ini sangatlah bersih. Jadi jika anda berniat membuang sampah di kawasan ini, berfikirlah seribu kali untuk melakukannya. Selain itu disetiap sudut desa ini akan ada banyak bak sampah yang disediakan untuk menampung sampah.

Jika anda ingin berwisata ke dasa ini, ada baiknya anda berwisata dekat-dekat hari raya galungan atau setelah hari raya galungan. Hari raya galungan adalah hari raya besar agama hindu di bali yang diperingati setiap 6 bulan sekali. Ketika hari itu, anda akan melihat jejeran penjor (Sarana umat hindu berupa pohon bambu panjang beserta ujungnya yang dihiasi dan ditancapkan di depan pekarangan rumah) yang menghiasi setiap rumah di desa ini. Akan ada gadis-gadis bali berpakaian adat bali yang membawa banten menuju pura.

Penataan fisik dari desa ini sudah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur mereka, masyarakat di desa penglipuran selalu memegang teguh filsafat bali yang disebut dengan 'falsafas Tri Hitakarana'. Falsafah ini mengajarkan kita untuk selalu mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan sesama, Manusia dengan lingkungan dan manusia dengan tuhan.


Sumber : wisatabaliutara.com

0 comments:

Post a Comment

Arsip

Popular Posts